Wartajuara.com – Jumlah kasus bunuh diri di negara Komunis ini meningkat sekitar 40 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Badan Intelijen Korea Selatan (Korsel), yang dikutip dari Mirror pada Jumat 9/6/23, menyebutkan bahwa peningkatan bunuh diri di Korea Utara disebabkan oleh sejumlah faktor internal, salah satunya adalah depresi akibat kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Perintah rahasia yang dikeluarkan oleh Kim menyatakan penentangan pemerintah Korea Utara terhadap tindakan bunuh diri. Mereka menyebut bunuh diri sebagai pengkhianatan terhadap sosialisme.
Kim kemudian mengeluarkan instruksi lanjutan yang mewajibkan pemerintah daerah untuk mencegah terjadinya bunuh diri. Perintah rahasia ini diumumkan dalam pertemuan darurat komite dan disampaikan ke setiap provinsi dan kabupaten.
Sementara itu, sumber anonim dari Korea Utara mengungkapkan bahwa terdapat 35 kasus bunuh diri di wilayah Chongjin dan Kyongsong, dengan sebagian besar dilakukan oleh anggota keluarga yang sama.
“Sangat mengejutkan bagi para pejabat komite mendengar laporan kasus bunuh diri ini,” seru sumber tersebut.
Korea Utara masih menjadi negara dengan tingkat kemiskinan yang relatif tinggi saat ini. Para ahli dari Korsel menyebutkan bahwa Korea Utara mengalami kekurangan sebesar 20 persen dalam pasokan biji-bijian tahunan.
Warga Korea Utara merasa marah ketika melihat putri Kim Jong-un, Kim Ju Ae, ikut mendampingi ayahnya dalam menyaksikan peluncuran rudal balistik dengan mengenakan jaket bermerek senilai puluhan juta. Padahal, rakyat Korea Utara masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari.
Sumber Reuters