WartaJuara.com – Dinamika politik di Bumi Etam semakin menggeliat akhir-akhir ini. Agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) jadi biangnya. Beberapa tokoh mulai didekati partai politik (parpol), ada pula yang mengambil ancang-ancang manuver. Salah satu skenario yang mencuat, berpisahnya pasangan Andi Harun dan Rusmadi Wongso.
Duet pemimpin Samarinda ini berpelung besar berpisah. Apalagi saat ini muncul berbagai kemungkinan, termasuk mencuatnya nama Andi Harun maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) nanti. Sehingga tentu saja, kemungkinan pasangan pun akan berbeda. Sementara Rusmadi sendiri memilih untuk menunggu keputusan partai.
Andi Harun saat diwawancarai, Senin (22/4/2024) malam menyebut, bakal menyerahkan semuanya kepada keputusan partai. Sayangnya sejauh ini, DPP Gerindra belum menetapkan pilihan terkait pilkada. Ia memilih untuk menunggu hasil dari perintah partai terhadap dirinya, apakah maju di Pilgub Kaltim atau masih menjadi kandidat Wali Kota Samarinda. “Bahkan seluruh Indonesia belum diputuskan. Jadi saya tunggu saja perintah partai,” tuturnya.
Kemudian, ia melanjutkan, sejauh ini tidak ada perbedaan prinsip yang jelas dengan Rusmadi Wongso. Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda ini bahkan dinilai cukup sukses mengatasi persoalan di Samarinda. Tetapi pria yang akrab disapa AH ini juga tidak bisa menghalangi kandidat lain yang membangun komunikasi dengannya. “Politik pilkada itu sangat cair dan parpol juga punya hitung-hitungan sendiri. Jadi saya akan buka komunikasi selebar-lebarnya,” ungkap Ketua DPD Gerindra Kaltim ini.
Apalagi selama ini, AH cukup dikenal sebagai politisi yang mengandalkan survei dalam menentukan langkah politiknya. Menurutnya perihal tersebut jadi tolak ukur nyata untuk melihat kemungkinan kontestasi pilkada. Juga bisa terlihat keinginan masyarakat terhadap pemimpin yang akan datang. “Dengan berbasis data seperti ini bisa jadi patokan apa permasalahan yang mesti dituntaskan dan bagaimana kita menghadapinya,” katanya.
Sejauh ini baru Lembaga Survei Indosnesia (LSI) Denny JA yang menggelar survei di Samarinda. Hasilnya elektabilitas Andi Harun masih yang tertinggi dengan persentase 79,3 persen. Berbanding terbalik, Rusmadi Wongso hanya meraih angka 11,6 persen saja untuk kembali jadi Wakil Wali Kota Samarinda. Sementara saat disimulasikan untuk menjadi wali kota, persentase Rusmadi semakin kecil, yaitu hanya 0,5 persen.
Peneliti LSI Denny JA, Fadhli Fakhri Fauzi mengatakan, survei ini digelar dari 25–31 Maret 2024 lalu dengan melibatkan 600 orang responden sebagai sampel jajak pendapat tersebut. Ditanya mengenai besarnya gap elektabilitas kedua orang yang berpasangan ini, disebutkan jika yang mereka survei tidak hanya tingkat keterpilihan saja, melainkan juga berkaitan dengan kinerja selama menjabat.
“Mengukur sejauh mana tingkat kesukaan masyarakat kepada dua tokoh ini dan keinginan mereka untuk kembali maju di pilkada,” beber Fadhli.
Ia memastikan jika survei yang dijalankan LSI Denny JA murni untuk mengetahui angka ketertarikan masyarakat Kota Tepian pada seorang figur. Serta mengukur tingkat kepuasan warga Samarinda terhadap hasil kerja pemerintah daerah belakangan ini. “Bukan ada apa atau bagaimana, tapi kami sudah ada standar surveinya untuk mengukur kira-kira peran penting masing-masing jabatan. Masyarakat punya penilaian berbeda untuk wali kota dan wakil wali kota,” urainya.
Sayangnya, Rusmadi Wongso yang dihubungi media ini, tak mau berkomentar banyak terkait isu dirinya berpisah dengan AH. Ia hanya memberi jawaban diplomatis jika sebagai warga yang baik, pengabdian kepada negara tidak bisa berhenti. “Itu diwujudkan lewat menjadi pemimpin daerah untuk memajukan kota dan daerah,” ujar Rusmadi.
Kemudian sebagai kader partai, dirinya juga tunduk pada perintah PDIP yang mengusung dirinya menjadi Wakil Wali Kota Samarinda. Sejauh ini partai besutan Megawati itu baru bersiap untuk tahapan pilkada. Pada 26 April nanti akan ada arahan dari DPP PDIP untuk pilkada tiap daerah. “Insyaallah Saya hadir disitu. Tunggu hasilnya saja ya,” katanya singkat. (bct)