WartaJuara.com – Semakin dekatnya perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) memaksa kandidat calon gubernur Kaltim kini mulai bermunculan. Salah satu figur yang mulai muncul adalah Mahyudin, sebagai penantang pasangan petahana, Isran Noor – Hadi Mulyadi. Bahkan mantan Ketua MPR RI ini tampak serius menatap pemilihan gubernur (Pilgub) tahun ini.
Keseriusan itu bukan isapan jempol belaka, manuver Mahyudin cukup menjanjikan sejauh ini. Beberapa partai pun coba ia rangkul untuk bisa menjadi perahu politik. Seperti pada Rabu (1/5/2024) pagi, dirinya menyambangi Kantor DPD PDIP Kaltim untuk menyerahkan formulir pendaftaran calon gubernur, agar bisa diusung partai berlogo banteng itu.
Mahyudin mengakui dirinya telah sepakat dan mengikuti syarat dan prosedur yang ditetapkan PDIP. Ia juga merasa, partai pimpinan Megawati itu memiliki kesamaan pandangan terhadap kondisi Kaltim. Termasuk untuk langkah dalam mengatasi masalah yang terjadi selama ini di Bumi Etam. “Kebetulan saya juga tidak terikat pada partai manapun. Sehingga saya bisa bebas melakukan pendekatan,” ujar Mahyudin, kepada media ini.
Selanjutnya Mahyudin menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme partai, apakah bakal mengusung dirinya atau tidak. Tetapi mantan Bupati Kutai Timur ini menyebut jika PDIP merupakan partai potensial memenangkan Pilgub kali ini. “Pemenang ketiga, dan memiliki 9 kursi di DPRD Kaltim dengan kader yang terkenal militant, saya rasa potensi menang besar,” imbuhnya.
Selain PDIP, Mahyudin diketahui juga telah melamar PKB Kaltim untuk mengusung dirinya. Bahkan menurutnya manuver tersebut cukup tepat, lantaran PDIP masih kekurangan 2 kursi untuk bisa mengusung kandidat. Jika bisa berkoalisi maka tidak perlu repot lagi untuk mencari koalisi pada Pilgub Kaltim mendatang. “Jadi saya baru mendaftar pada dua partai, PDIP dan PKB saja sejauh ini. Semoga bisa bersinergi dengan baik,” bebernya.
Mahyudin sempat dikabarkan menjadi kandidat calon gubernur melalui jalur independen. Namun hal itu urung ia lanjutkan, mengingat syarat administrasi yang sulit. Dirinya kini banting stir maju melalui dukungan partai politik. “Sepertinya lebih ribet ya, karena harus dapat dukungan 240 ribu warga dan dibuktikan dengan KTP. Kalau lewat partai kita hanya menunggu rekomendasi saja,” tuturnya.
Wakabid Keanggotaan dan Organisasi DPD PDIP Kaltim, Marthen Apuy mengatakan, Mahyudin jadi pendaftar pertama yang mengembalikan formulir penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur. Selama proses penjaringan ini, ada 5 figur yang telah mendaftarkan diri. Tiga orang mendaftar sebagai calon gubernur dan dua orang sebagai calon wakil gubernur. “Pak Mahyudin yang pertama mengembalikan, kami sudah cek kelengkapan berkas sudah lengkap semua,” tuturnya.
Bentuk lain keseriusan Mahyudin menatap Pilgub Kaltim juga terlihat dari langkah silaturahmi politik yang ia jalankan. Usai menyerahkan formulir ke PDIP, pada sore harinya ia mengunjungi Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi. Meskipun lawatannya dikemas sebagai momen lebaran semata, tetapi ada pembicaraan terkait politik dalam pertemuan itu. “Masih bulan Syawal, saya juga belum sempat bertemu pak Rusmadi pada lebaran kemarin,” ungkap Mahyudin.
Ia menganggap Rusmadi sebagai tokoh yang dianggapnya sebagai sosok kakak dalam hidupnya. Mahyudin juga mengaku kerap meminta masukan dari Rusmadi terkait hal apapun. Sehingga wajar jika dirinya menyempatkan diri untuk bersilaturahmi. “Termasuk juga terkait dengan langkah-langkah politik,” bebernya.
Keduanya tidak menepis jika pada pertemuan tersebut juga terselip obrolan politik. Namun semuanya masih dalam tahap wajar dan hanya sebagai obrolan semata. Bukan sebagai langkah keduanya untuk menjadi pasangan pada Pilgub Kaltim mendatang. “Wah itu masih jauh. Tapi saya dari dulu memang sudah membangun persaudaraan dengan pak Rusmadi,” katanya.
Rusmadi menambahkan, jika pertemuan ini murni hanya silaturahmi biasa saja. Pembicaraan politik dan pembangunan Kaltim yang mengemuka juga hanya sekedar pembahasan biasa saja. Bukan sampai di tahap serius. “Jadi karena momen lebaran ya saya menerima dengan terbuka. Kalaupun ada obrolan terkait politik, ya hanya sekedarnya saja,” tutur Rusmadi. (bct)