WartaJuara.com – Persoalan pendidikan di Kaltim belum banyak mendapat sorotan, namun tetap menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan bagi pemerintah. Hetifah Sjaifudian, anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kaltim, memetakan beberapa isu terkait dunia pendidikan di Bumi Etam.
Menurut politikus Golkar tersebut, masalah utama terletak pada infrastruktur. Sekitar 50 persen dari 6.032 sekolah di Kaltim mengalami kerusakan, meski tidak semuanya dalam kondisi rusak berat. Terkait masalah ini dinilainya jadi persoalan yang perlu diprioritaskan. “Ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah. Kami di DPR akan terus memantau masalah ini,” tegas Hetifah.
Selain itu, fasilitas sekolah juga kurang mendapat perhatian, mulai dari ruang kelas hingga laboratorium. Ditambah lagi sekolah di daerah pelosok masih belum terjangkau internet. Masalah lain yang dihadapi adalah kepemilikan sekolah swasta, yang membuat pemerintah sulit terlibat langsung. “Meski demikian, pemerintah tidak boleh lepas tangan,” tambahnya.
Hetifah juga menyoroti masalah guru, baik terkait kompetensi maupun kesejahteraan. Kompetensi baru bagi guru harus dipersiapkan dengan baik, sementara kesejahteraan guru perlu disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. “Ini harus dibahas secara rinci, termasuk pemahaman guru terhadap kurikulum yang saat ini diterapkan,” tutupnya.
Dari pemetaan ini, menurutnya perlu ada langkah konkret dari pemerintah. Baik itu terkait dengan kebijakan maupun dari sisi kesiapan anggaran. Tentu saja semuanya tidak bisa dituntaskan sekaligus, tetapi paling tidak ada upaya yang disiapkan. Apakah itu dengan perencanaan jangka panjang hingga jangka pendeknya. (bct)