WartaJuara.com – Mariya Vorontsova, putri tertua Presiden Vladimir Putin, kembali menjadi sorotan berkat publikasi artikel-artikelnya dalam jurnal-jurnal akademik Barat. Bahkan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, jurnal-jurnal ini terus diterbitkan. Maria, yang juga seorang kandidat ilmu kedokteran dan ahli endokrinologi, telah menghasilkan lima artikel dalam jurnal ilmiah Swiss Open Access mdpi dan satu artikel dalam jurnal yang diterbitkan oleh Masyarakat Endokrin Amerika Serikat.
Namun, laporan dari mozam oblastnit mengungkapkan bahwa baik mdpi maupun Masyarakat Endokrin tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari media tersebut dalam dua bulan terakhir. Meskipun publikasi artikel-artikel Maria tidak melanggar sanksi-sanksi Barat, tindakan ini dapat merusak reputasi penerbit, seperti yang diungkapkan oleh seorang editor anonim dari majalah ilmiah populer.
Selain itu, sorotan juga tertuju pada sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap beberapa individu, termasuk adik Maria, Katarina Tikanova, pada April 2022. Uni Eropa juga mengklasifikasikan Mariya Vorontsova dalam daftar sanksinya karena keterlibatannya dalam perusahaan yang terlibat dalam proyek investasi kesehatan terbesar di Rusia. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatannya dianggap sebagai manfaat bagi pemerintah Rusia dan sektor yang menyumbangkan pendapatan.
Kremlin tetap merahasiakan dengan ketat rincian kehidupan putri-putri Putin, dan Putin sendiri tidak pernah secara resmi mengakui Mariya Vorontsova dan Katarina Tikanova sebagai putrinya, seringkali hanya merujuk kepada mereka sebagai “wanita-wanita ini” selama wawancara dengan media asing. Situasi ini terus menjadi topik yang menarik perhatian dunia.