WartaJuara.com – Rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim dipastikan minim pembangunan infrastruktur. Arah pembangunan Bumi Etam lebih difokuskan ke bidang pendidikan dan kesehatan. Dokumen awal ini bahkan telah disepakati bersama DPRD Kaltim melalui Rapat Paripurna yang berlangsung Rabu (16/4/2025) pagi.
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, mengatakan arah pembangunan selama 5 tahun ke depan memang menyasar sektor pendidikan dan kesehatan. Bahkan ia memastikan sokongan yang diberikan bukan hanya pembiayaan gratis saja, urusan kualitas juga bakal diperhatikan. “Kami ingin akreditasi sekolah meningkat dan unggul dari daerah lain. Sehingga kualitas pendidikan dan kesehatan ikut meningkat,” ujar Rudy.
Jika kualitas sudah merata, lanjutnya, maka masyarakat tidak perlu lagi membandingkan sekolah atau tempat kesehatan untuk dipilih. Sehingga apakah sekolah negeri atau swasta, sudah sama kualitasnya. Begitu pun pada sektor kesehatan, juga memiliki kualiats yang sama pula. “Jadi masyarakat bebas mau pilih yang mana. Mau yang dekat rumah atau tidak, sekolah negeri atau swasta, semuanya merata,” imbuhnya.
Arah kebijakan ini juga memiliki tujuan untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia di Kaltim. Sekaligus berimbas pada upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial. Penerapannya juga akan dimulai tahun ini dengan berbagai program, seperti gratis biaya sekolah dan kuliah, gratis biaya berobat dan layanan kesehatan. Ditambah lagi dengan makan siang bergizi gratis serta layanan wifi di pedesaan.
Sementara untuk urusan infrastruktur, Rudy Mas’ud mengakui pembangunannya sedikit berkurang, tetapi bukan berarti tidak ada. Pembangunan jembatan dan jalan misalnya tetap akan berjalan. Tentu saja melihat prioritas dan kemampuan keuangan daerah. “Sudah termasuk untuk infrastruktur itu, jadi tetap ada,” paparnya.
Sehingga tidak ada pembangunan fisik yang besar di dalam RPJMD ini. Rencana pembangunan coastal road di Balikpapan atau pelabuhan besar belum dibahas dalam rancangan tersebut. “Pemprov menyiapkan semua ini untuk mencetak generasi penerus Kaltim yang berkualitas. Dampaknya baru terasa minimal 10 tahun ke depan,” tandasnya. (bct)