WartaJuara.com – Beberapa hari lalu Rusmadi Wongso memastikan turut serta dalam kontestasi Pilkada Samarinda. Alasan utama jadi calon wali kota murni untuk membangun kota agar lebih layak ditinggali warganya. Ia pun sedikit menyelipkan pandangan terhadap kondisi Samarinda saat ini.
Sebagai Ibu Kota Kaltim, Samarinda dalam beberapa tahun belakangan ini berkembang begitu pesat. Jumlah penduduk yang terus membludak paling terasa. Jika tidak ditangani dengan tepat hal ini bisa membawa dampak buruk secara sosial dan ekonomi.
Rusmadi Wongso selaku Wakil Wali Kota Samarinda memiliki pandangan tersendiri. Menurutnya Kota Tepian harus menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali. Satu hal positif yang bisa disyukuri, kota ini berhasil mengatrol kondisi ekonomi. Terutama pasca pandemi Covid19 lalu. Selama 3 tahun ini, trend pertumbuhan ekonomi Samarinda terus membaik. “Angkanya kini, bahkan sudah mencapai 8 persen,” ujar Rusmadi.
Mungkin hal itu pula yang membuat banyak orang luar datang ke Samarinda. Berharap mendapat penghidupan layak di kota yang dibelah Sungai Mahakam ini. Tentu saja itu juga membawa dampak lain bagi perkembangan kota. Macet, kekumuhan dan banjir jadi menghantui kondisi kota.
Pria kelahiran 30 Oktober 1962 ini tentu paham betul perkembangan Samarinda. Ditambah lagi dengan adanya proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), Rusmadi merasa akselerasi pertumbuhan kota semakin melaju kencang. Maka harus ada kesiapan pula dari seluruh lapisan masyarakat.
Menurut Rusmadi, persoalan dan tantangan itu akan terus datang. Tetapi semuanya harus diselesaikan dengan langkah yang tepat pula. Mendorong keterlibatan dan kesadaran masyarakat menjadi penting terkait perihal ini. “Perlu ada semangat bersama untuk membangun kota. Semua komponen harus terlibat,” sebut mantan Sekprov Kaltim ini.
Wajar jika suami dari Herly Warsita ini getol mengangkat masalah keterlibatan publik dalam pembangunan. Rusmadi pernah menulis buku terkait persoalan itu. Buku berjudul “Membangun Prakarsa Publik, Mengawal Praktik Coorporate Social Responsibility” yang diterbitkan IRE Press Yogyakarta, 2006 jadi buktinya. Dirinya seperti tidak main-main untuk melibatkan banyak komponen masyarakat dalam pembangunan.
Mantan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman ini juga sangat paham seluk-beluk APBD. Sekira 7 tahun ia menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim. Kemudian lanjut menjadi Sekprov Kaltim selama 2 tahun. Ia juga kerap mengisi acara berkaitan dengan anggaran kinerja yang digelar Kementerian Keuangan. Pengalaman itu tentu cukup untuk mengarahkan belanja pembangunan Samarinda.
Oleh karena itu, ia ingin Kota Tepian tumbuh dengan keterlibatan aktif masyarakatnya. Baik itu sektor ekonomi, sosial dan budaya dan lainnya, ada partisipasi publik. Hingga pemahaman bersama pun bisa terbentuk dalam rencana pembangunan. “Artinya dalam pembangunan semua masyarakat dalam posisi yang sama,” kata penulis buku Membangun Perencanaan Partisipatif di Desa ini.
Ia melihat Samarinda sebagai kota yang memiliki berbagai potensi. Perlu ada tata kelola tepat dengan sentuhan yang pas agar bisa menjadi kota yang nyaman ditinggali. Dengan pengalaman birokrasi dan akar akademisi Rusmadi ingin memberi warna baru di Samarinda. “Sebagai warga kota saya ingin berbuat lebih dan menjadikan Samarinda sebagai teladan bagi kota lainny,” tandasnya. (bct)