Wartajuara.Com – Amerika Serikat telah meminta segera diadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat 6/5/23, untuk membahas upaya peluncuran satelit Korea Utara minggu ini, kata juru bicara misi AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Peluncuran pada hari Rabu merupakan upaya Korea Utara untuk meletakkan satelit mata-mata pertamanya ke luar angkasa, tetapi berakhir dengan kegagalan ketika roket pembawa dan muatan jatuh ke laut.
Washington mengutuk peluncuran tersebut, menyatakan bahwa peluncuran tersebut menggunakan teknologi peluru kendali yang melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB dan berpotensi mengganggu situasi keamanan di wilayah tersebut dan di luar wilayah.
Nate Evans, juru bicara misi AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan bahwa Amerika Serikat telah meminta pertemuan terbuka mengenai peluncuran tersebut, yang berarti prosesnya akan disiarkan langsung.
Seorang diplomat PBB lainnya mengatakan bahwa permintaan tersebut dilakukan bersama-sama dengan Albania, Ekuador, Prancis, Jepang, Malta, dan Britania Raya.
Setelah peluncuran yang gagal, Kim Yo Jong dari Korea Utara, adik dari pemimpin Kim Jong Un, mengatakan bahwa negaranya akan segera meletakkan satelit mata-mata militer ke orbit dan bersumpah bahwa Pyongyang akan meningkatkan kemampuan pemantauan militer mereka.
Berbicara di Tokyo pada hari Kamis, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, “Program nuklir dan peluru kendali Korea Utara yang berbahaya dan mengganggu tersebut mengancam perdamaian dan stabilitas di wilayah ini.”
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa setiap peluncuran oleh Pyongyang yang menggunakan teknologi peluru kendali melanggar resolusi Dewan Keamanan, kata seorang juru bicara.
Dalam pernyataannya, Kim Yo Jong mengatakan bahwa kritik terhadap peluncuran tersebut adalah “kontradiksi diri” karena AS dan negara lain telah meluncurkan “ribuan satelit.”
Sumber : REUTERS