WartaJuara.com – Puluhan jurnalis di Samarinda mencoba untuk mengupas isu transisi energi. Dari ruang diskusi yang tercipta bahkan menjadi beragam ide liputan bagi para pewarta. Agenda tersebut difasilitasi oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Samarinda bersama Yayasan Mitra Hijau.
Agenda yang dibalut dalam bentuk pelatihan jurnalis itu berlangsung di Hotel Horison pada Jumat (8/3/2024). Isu transisi energi sudah saatnya dilirik oleh wartawan, khususnya di Kaltim. Mengingat ketergantungan Bumi Etam pada sektor energi fosil terbilang tinggi. Sementara itu perubahan iklim kian terasa, maka pemakaian energi alternatif sudah mesti digaungkan.
Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, Dicky Edwin Hindarto coba memantik diskusi dari kebutuhan energi yang terus naik, seiring dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan, sektor energi fosil jadi penyumbang tertinggi emisi gas rumah kaca. Maka Kaltim tidak bisa terus-terusan mengandalkan sumber energi seperti migas dan batu bara. “Maka dari itu, transisi energi perlu dilakukan. Masyarakat harus disiapkan dengan kemampuan dan pemahaman baru,” sebut Dicky.
Ia menilai isu transisi energi sudah saatnya mendapat perhatian dari para jurnalis. Apalagi kini, arahnya menciptakan transisi energi yang ramah lingkungan. Berbagai isu pun coba dilempar untuk jadi bahasan wartawan dalam pelatihan tersebut. “Penting bagi media untuk membawa narasi transisi energi ini. Paling tidak isu ini bisa terus menjadi perbincangan,” urainya.
Agar isu transisi energi menarik perhatian, salah satu caranya adalah dengan membuat liputan mendalam. Sehingga, tulisan bisa dinikmati dan isu transisi energi bisa disajikan secara komprehensif. Liputan mendalam memang jadi tantangan tersendiri, lantaran lebih menguras energi dan waktu dibandingkan menulis straight news.
Maka arah diskusi pun fokus terkait langkah-langkah penulisan mendalam. Mulai dari mencari ide penulisan, menetapkan angle berita atau sudut pandang berita hingga menyiapkan kerangka tulisan. Bagian ini menjadi penting sebab menjadi panduan utama untuk menulis. Jika bahan sudah siap, penulisan bisa langsung dimulai. “Tapi kita harus menantang diri sendiri. Jangan menulis yang begitu-begitu saja,” kata Sucipto, Jurnalis Harian Kompas selaku fasilitator pada sesi diskusi ini. (bct)