WartaJuara.com – Bisnis perhotelan jadi salah satu yang menerima dampak serius efisiensi anggaran. Industri perhotelan harus babak belur setelah agenda pemerintahan yang memakai hotel kini ditiadakan. Kolaborasi dengan sektor swasta kini jadi andalan agar sektor ini tidak semakin sempoyongan.
Wakil Ketua PHRI Kaltim, Armunanto, mengungkapkan hal ini dalam dialog yang digagas Dinas Pariwisata Kaltim. Selama ini industri hotel di Bumi Etam sangat bergantung dengan MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) yang dijalankan pemerintah. Tetapi efisiensi anggaran dari pemerintah pusat membuat pengusaha hotel harus mencari cara agar bertahan hidup. “Di Kaltim, kami harus akui sangat bergantung dengan belanja pemerintah,” ujar Armunanto.
Akibat banyaknya agenda pemerintah yang tidak lagi memakai hotel membuat okupansi turun 25-30 persen. Ia juga mengklaim, event MICE bisa mengkover 50 persen biaya operasional hotel. “Pemangkasan kegiatan pemerintah ini membuat pendapatan hotel menurun drastis,” ungkapnya.
Beruntungnya di Kaltim, hotel-hotel belum sampai menerapkan PHK massal pada karyawannya. Walaupun ada beberapa hotel yang sudah merumahkan karyawan, sembari menunggu kondisi kembali membaik. “Kami masih yakin industri perhotelan tetap urvive di tengah efisiensi anggarn ini,” ujarnya.
Menurutnya saat ini, arah bisnis akan bergeser dengan mengambil kegiatan swasta. Peluang itu terbuka di Kaltim jika melihat banyaknya perusahaan di sektor pertambangan, migas dan kelapa sawit. Sekaligus perlahan mulai mencoba lepas dari ketergantungan pada kegiatan pemerintah. “Karena mengandalkan sektor pariwisata, di Kaltim juga baru membangun. Tapi kami optimistis peluang itu tetap ada,” paparnya.
Selain itu, PHRI Kaltim juga mendorong Pemprov Kaltim bisa menggelar event yang mendatangkan banyak orang. Stimulus ini secara tidak langsung bisa mendongkrak tingkat hunian hotel. Entah itu event kuliner, olahraga yang saat ini marak digandrungi warga. “Misal seperti event lari, jet ski atau lomba-lomba kuliner. Setidaknya itu sangat membantu,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, memastikan dalam waktu dekat ada beberapa agenda nasional yang digelar di Kaltim. Hari Keluarga Nasional (Harganas) dan Dekranasda Nasional digelar di akhir Juni dan Juli mendatang. “Tentu saja acara ini bakal melibatkan semua unsur pariwisata, termasuk industri hotel,” ujar Ririn.
Selain itu, beberapa event musik juga dijadwalkan hadir di Samarinda dan Balikpapan. Setidaknya dari agenda tersebut bisa membantu industri perhotelan agar tidak makin tergerus. “Harapannya sektor swasta bisa jadi opsi lain untuk bisnis hotel,” tandasnya. (bct)